Kamis, 28 Januari 2010

industri kecil

     pulau enggano terkenal dengan dua macam industri kecil unggulan yang di kenal memiliki qualitas yang bagus.keduanya adalah ikan asin dan emping melinjo.
     pengolahan ikan asin biasanya di lakukan oleh kaum laki laki dan remaja putra, ikan asin enggano terkenal bagus karena di olah dari ikan ikan segar.pengawetan dengan cara di asin adalah metode terbaik untuk pengolahan hasil ikan di enggano karena kendala kurangnya es sebagai media pendingin agar kesegaran ikan tetap Terjaga.
    selain ikan asin, emping melinjo buatan masyarakat enggano terkenal berqualitas,pohon melinjo tidak memiliki penyakit dan buahnya juga nyaris tak memiliki hama kecuali burung pergam (sejenis merpati hutan)
    emping melinjo di olah dari buah melinjo matang yang di kupas kemudian di sangrai di atas bejana berisi  pasir lalu di pipihkan dengan cara memukulnya menggunakan pemukul besi.
    pembuatan emping melinjo biasanya di lakukan oleh remaja putri dan kaum ibu.
   

perikanan

apa yang tak di miliki enggano jika pemerintah betul betul mau memperhatikan kondisi masyarakat.baik hutan,lahan,dan lautan di sekelilingnya menyimpan potensi yang luar biasa.
         tanah di enggano subur dan cocok di untuk tanami beragam komoditas pertanian.
hutan memiliki banyak komoditas non kayu yang dapat di olah seperti rotan dan sebagainya.selain itu lautan enggano kaya akan hasil laut terutama ikan dan udang,air laut yang jernih dengan pasir yang halus dan putih di sertai dengan pemandangan yang indah adalah aset pariwisata yang sangat potensial untuk di kembangkan.
          tak hanya lautan, hutan hutan enggano juga menyimpan potensi besar untuk menunjang kegiatan pariwisata terutama untuk kegiatan jungle tracking, enggano memiliki hutan dengan vegetasi yang khas dan nyaman untuk di jelajahi kerena di tumbuhi banyak pohon raksasa sehingga bagian bawahnya bersih dan teduh juga tidak terdapat banyak lintah hutan (pacet),founa dan flora yang ada di dalamnya juga banyak yang indah dan unik serta sangat jarang di temui di luar enggano.
         beberapa satwa enggano termasuk endemic dan beberapa di antaranya masuk ke dalam daftar merah appendix II CITES ( the convention of international trade in endengerous species of founa and flora),di antaranya adalah burung betet dan burung beo,selain itu terdapat juga dua jenis burung endemic enggano yaitu celepuk enggano dan burung kaca mata enggano.
          satu satunya kendala adalah ketidak seriusan dalam mengelola asset sumber daya alam dan sumber daya manusia.burung burung langka yang ada di enggano justru di perdagangkan dengan murah dan dapat di keluarkan tanpa pangawasan jumlah quota, padahal keberadaan mereka benar benar sangat langka di luar pulau enggano.
          di sisi lain ketiadaan fasilitas penunjang dalam bidang industri kecil menengah serta kendala permodalan menjadi hambatan serius,dalam bidang perikanan sering kali hasil tangkapan nelayan kekurangan es di gudang penampungan sementara pabrik es mini yang telah di bangun di enggano hanya beroperasi beberapa saat lalu kemudian terbengkalai tanpa di ketahui penyebabnya, sementara pembangunan dan operasionalnya telah menelan dana yang lumayan besar .

WARGA ENGGANO DI USIR BABI

mungkin anda menganggap judul tulisan itu mengada ada,tetapi itulah enggano...penuh oleh banyak hal aneh yang mengada ada,harga standar bensin di SPBU Rp 4500 tetapi eceran di enggano Rp.10.000, mesyarakat enggano di larang membawa bahan bakar sendiri sendiri dengan alasan keselamatan,di takutkan terjadi kebakaran di kapal jika masyarakat di bebaskan membawa BBM dari bengkulu.aturan ini di anggap mengada ada oleh warga enggano, dengan berkilah belum pernah ada kejadian ferry terbakar karena masyarakat membawa BBM ke enggano,orang enggano juga punya pemikiran yang waras dan tidak akan membawa BBM dalam wadah yang rawan serta tidak akan menaruh BBM sembarangan di kapal sehingga membahayakan keselamatan,masyarakat juga berkata bahwa harga BBM di enggano dahulu tidak semahal sekarang dan BBM tak pernah langka.
        warga di usir babi...? yang ini tidak mengada ada tuan tuan, Terutama buat di ketahui para pejabat yang duduk di puncak kekuasaan,melalui blog ini saya akan menceritakan kepada anda semua akan kepedihan hidup warga enggano,terutama warga transmigran.
         mereka datang ke enggano berharap menemukan perbaikan taraf hidup,namun inilah fakta yang mereka temukan di enggano :
                              .rumah yang mereka dapatkan hanyalah rumah berdinding papan berlantai tanah,rumah ini hanya disekat dua, tidak di ketahui mana kamar dan mana dapur,rumah ini tidak memiliki sarana buang air (kakus/WC), dan sudah berupakan suatu keberuntungan jika mereka memilki sumur, wc yang di buat hanyalah berupa tanah yang di bentuk seadanya lalu di siram dengan semen,wc itu tanpa lubang pembuangan dan tanpa safety tank, ( proyek mengada ada,bukan..? ) di sini mereka di cekik oleh tingginya harga harga barang sementara penghasilan mereka rendah,jikalau ada hasil panen, hasil panen itu benyak terbuang karena tak bisa di angkut akibat badan jalan sebagai sarana transportasi utama tak pernah menjadi perhatian serius.komoditas yang berada dalam katagori rawan misalkan buah buahan seperti pisang jarang bisa di jual karena tak sesuai antara harga dan dana transportasi yang di keluarkan.
                              sekarang penderitaan mereka bertambah karena hampir tak ada tanaman yang selamat dari serangan hama babi,bahkan pernah dalam suatu daerah transmigrasi, 1400 batang pisang dalam luasan satu hectare di musnahkan babi dalam satu malam.
                                selama ini masyarakat mencoba melakukan perburuan namun cara ini tidak begitu efective karena tidak seimbangnya jumlah antara babi yang mati dengan babi yang lahir,beberapa orang melakukan pemasangan racun babi,hasilnya cukup efective dalam skala kecil namun dalam skala besar hal itu tidak bisa di lakukan karena harga racun babi begitu tinggi.
                                 tanah di enggano sangat subur, namun apalah arti kesuburan jikalau kita tak dapat bercocok tanam ? banyak petani di enggano yang berkata bahwa betapa nyamannya hidup di enggano jika hama babi bisa di tanggulangi, salah satu hal penghambat pembangunan ekonomi dan kesejahteraan warga enggano adalah masalah hama babi, jika hama yang satu ini bisa di tanggulangi di jamin kesejahteraan petani enggano akan segera meningkat karena mereka dapat menanam banyak komoditas dengan aman, selama ini babi menyerang hampir semua jenis tanaman,kacang,jagung,kakao,ubi bahkan pisang....lalu apa yang dapat mereka lakukan dalam kondisi seperti ini ?, masyarakat enggano tak perlu RASKIN dan BLT,cukup tuntaskan hama babi,maka mereka akan sejahtera dengan sendirinya.
                              penanggulangan hama babi dari enggano sesungguhnya tidak terlampau rumit dan tidak menelan biaya yang sangat besar,apalagi jika di tinjau dari ukuran sebuah keberhasilan peningkatan taraf hidup dalam jangka panjang.hanya saja di perlukan kekompakan dan kerja sama,silahkan menghubungi kami jika ada yang berkenan membantu,kami memiliki solusi.
                              
 

PuLAU ENGGANO RAWAN PENENGKAPAN IKAN MENGGUNAKAN PERALATAN ILLEGAL

ENGGANO YANG BERJARAK 100 KM LEBIH DARI IBU KOTA PROVINSI DAN SEBAGAI PULAU TERLUAR DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA SELAYAKNYA MENDAPAT PERHATIAN YANG LEBIH BAIK,NAMUN KENYATAANNYA DALAM BANYAK HAL JUSTRU BERTOLAK BELAKANG,KESEJAHTERAAN RAKYAT MASIH JAUH PANGGANG DARI API.
      SELAIN RAWAN AKAN MASALAH EKONOMI TERNYATA ENGGANO RAWAN DALAM HAL KEAMANAN TERITORIAL,TERBUKTI PENCURIAN IKAN OLEH KAPAL KAPAL ASING SERING TERJADI,  SELAIN ITU ADA INDIKASI KAPAL KAPAL IKAN LOKAL JUGA SERING MELAKUKAN PENANGKAPAN IKAN MENGGUNAKAN BAHAN BAHAN TERLARANG SEPERTI POTASIUM DAN BAHAN PELEDAK,KEDUANYA BERPOTENSI BESAR MENGHANCURKAN EKOSYSTEM LAUT,KARANG MENJADI HANCUR AKIBAT BOM DAN TERUMBU TEMPAT KARANG TEMPAT IKAN BERSANDAR HIDUP MENGALAMI KE MATIAN AKIBAT EFEK PENGGUNAAN POTASIUM.
       MENURUT LAPORAN TEDI SUNARDI,SE. ( KEPALA DESA MALAKONI ),BARU BARU INI TERJADI PENGEBOMAN IKAN DI TANJUNG KAHABI,  DESA BANJAR SARI, PADA TANGGAL 26 JANUARI 2010 YANG DI LAKUKAN OLEH SEBUAH KAPAL PENANGKAP IKAN BERMESIN DIESEL.
        DI MANAKAH ANGKATAN LAUT KITA? DI ENGGANO TERDAPAT 6 PERSONEL ANGKATAN LAUT SEBAGAI UJUNG TOMBAK KEAMANAN MARITIM, NAMUN APA YANG BISA MEREKA LAKUKAN JIKA MEREKA NYARIS TAK MEMILIKI PERALATAN APA PUN SELAIN SENJATA API ? JANGANKAN SPEED BOAT MESIN KETEK AJA KITA GA PUNYA,GI MANA KITA MAU NGEJAR..? ITULAH UNGKAPAN SALAH SEORANG ANGGOTA MARINIR DI ENGGANO,(UNGKAPAN YANG MASUK AKAL MEMANG), MENURUTNYA USULAN PERMINTAAN SARANA PENUNJANG KEAMANAN SEPERTI SPEED BOAT PERNAH DI AJUKAN NAMUN SAMPAI HARI INI BELUM MENDAPAT TANGGAPAN (KALAH AMA KARANG TARUNA DONG,..KARANG TARUNA AJA SEKARANG PUNYA SPEED BOAD UKURAN  MENENGAH BANTUAN DARI DINAS SOSIAL)
         TAPI BUKAN HANYA DI LAUTAN KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN ILLEGAL SERING TERJADI,PENDUDUK YANG BERDOMISILI DI ENGGANO PUN SERING KALI TERLIHAT MERACUNI SUNGAI DAN MELAKUKAN PENANGKAPAN IKAN MENGGUNAKAN ALAT TERLARANG,NAMUN BELUM SATU PUN DARI MEREKA YANG TERJERAT HUKUM....
       (MAU JADI APALAH ENGGANO NE...?)

AYO....Berenang di jalan...!!!


TIDAK HANYA JALAN YANG SEPERTI SAWAH,JEMBATAN INI JUGA SUDAH HANCUR.......(NANTI  KALAU PEMILU JANGAN LUPA YA PAK YA.....KALO SAYA TERPILIH PASTI DEH ENGGANO BAKAL SAYA.....) )

jalan di enggano rusak parah


jikalau anda hendak melakukan perjalanan ke enggano ada baiknya anda perhatikan tips tips di bawah ini,terutama bagi anda yang baru pertama kalinya ke enggano:

1.jika anda membawa kendaraan bermotor sebaiknya usakan untuk tidak memilih motor
yang menggunakan cakram sebagai rem ,karena di jamin rem anda akan penuh dengan lumpur dan menimbulkan suara berisik
2.isi tanki kendaraan anda sebanyak mungkin karena standar harga BBM di enggano sangat tinggi di banding harga resmi yang di tetapkan pemerintah,di enggano harga eceran bensin termurah berada di titik Rp.8500-Rp.10000,-,sewaktu waktu anda mungkin dapat memperoleh harga khusus Rp.17000 - Rp 20000/perliter.
3.bawa jadwal pasang surut air laut,di enggano jalan raya tidak bisa di lewati karena sudah begitu parah,(jalan di enggano cocok di tanami padi,dan telah menjadi arena permandian babi hutan)baik kendaraan roda dua dan roda empat akan kesulitan melewatinya terutama jalan antara desa kaana dan kahyapu,tak perduli ambulan,petugas medis,sipil dan militer harus melewati pantai jika ingin ke pelabuhan kapal ferry di kahyapu.
4.jika anda membawa kamera dan peralatan lain yang menggunakan peralatan listrik untuk pengisian daya,sebaiknya anda membawa batere cadangan karena cukup sulit mendapatkan sumber listrik di enggano.
5.gunakan telkomsel sim card karena operator celluler yang beroperasi di enggano hanya TELKOMSEL,signal celluler hanya menjangkau dengan baik 3 desa dari 6 desa yang ada,selebihnya signal hanya terdapat di titik titik tertentu,karenanya masyarakat banyak yang terkonsentrasi pada daerah daerah yang dekat dengan menara pemancar jaringan celluler

enggano memiliki tempat tempat yang mengasyikkan untuk di kunjungi tetapi tempat ini terbengkalai dan tidak banyak memiliki fasilitas,dan saya rasa kata yang tepat bagi anda yang hendak berkunjung ke enggano adalah bertualang,karena kta berlibur tak cocok di sematkan untuk daerah enggano.
janji akan perbaikan jalan dan sarana pariwisata selalu di dengung dengungkan tapi kenyataannya tak pernah terealisasi,janji janji itu berhamburan apalagi menjelang pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah,semua calon berjanji akan menjadi dewa penyelamat bagi warga enggano,tapi hasilnya....NIHIL.

kAKAO ENGGANO TERSERANG PENYAKIT MEMATIKAN




                                     KAKAO ENGGANO TERSERANG VSD DAN PBK

 Sebagian besar petani di pulau enggano menjadikan tanaman kakao sebagai komoditas utama mereka, selain karena alasan tanah dan iklim yang cocok untuk tanaman kakao, di pulau ini tidak terdapat hama seperti tupai dan kera yang menjadi hama utama tanaman kakao (tapi babinya luar biasa).satu satunya hama kakao di enggano adalah babi hutan yang tidak hanya menyerang buah kakao yang masih menempel di pohon namun juga hobi mencabut bibit kakao yang baru di tanam.
Namun sejak beberapa tahun terakhir penghasilan petani kakao merosot tajam akibat berjangkitnya penyakit busuk buah kakao, penggerek buah kakao (PBK) dan penyakit vascular streak dieback (VSD) alias penyakit pembuluh kayu (ini menurut perhitungan saya aja,sebenarnya yang cocok bikin laporan kayak gini tu PPL, tapi saya capek nunggu PPL laporan, mungkin juga dia dah laporan tapi ga di tanggapi, bisa jadi ga pernah kerja karena ga ada pengawas kedisiplinan pegawai di enggano, atau memang ga ada PPL di enggano, ga taulah aku….)
Akibat serangan penyakit ini produktifitas tanaman turun menjadi 0,4 ton/ha/tahun dari hasil normal 1,1 ton/ha/th. Bahkan untuk kasus serangan VSD, tanaman kako petani dapat mengalami kematian 100 %.
Sudah beberapa tahun terakhir serangan penyakit ini tetap tidak mendapat penanganan serius.bahkan para petani terlihat bingung dengan bagaimana menangani penyakit ini, (Tanya ma PPL pak, kalo ada tapi…ada nggak yaa..?)
Tapi okelah…walau pun aku bukan PNS, bukan PPL dan tidak dapat gaji dari pemerintah tak apa, jikalau ada para petani yang coklatnya terserang penyakit VSD dan PBK silahkan menghubungi saya secara langsung (zulvan Zaviery,broo), insya allah saya dapat memberikan solusi. (tapi dananya cari sendiri pak ya…,saya belum bisa memberikan obat gratisan…bokek!)
Selain penggunaan pestisida, cara efektif untuk menanggulangi PBK dan VSD adalah dengan metode penggunaan bibit SE (Somatik Embriogenesis),dari hasil penelitian bibit ini tahan terhadap serangan PBK dan VSD.
Bibit SE ini berasal dari sel somatik bunga kakao yang di biakkan dengan metode kultur jaringan.
Bekerja sama dengan PUSLITBANG NESTLE DI TOURS,Prancis.setiap tahun pusat penelitian dan pengembangan kakao dan kopi indonesia di Jember,Jawa Timur, menghasilkan bibit kakao SE sekitar 20 juta batang, jumlah ini dapat memenuhi peremajaan 18.200 hectar ( petani enggano dapat nggaak? Lobi dong lobi….kalau ada pejabat dan pemimpin lokal yang sering koar n ngaku pintar dan berpengaruh,suruh dia lobi dan bungtikan, jangan Cuma bisa ngomong ama terima gaji doang! !)
Bibit kakao SE (SE-bukan sarjana ekonomi !) lebih unggul ketimbang kakao asal benih ( hasil persilangan tanaman).panen pertama  setelah 3 tahun pertama produktifitasnya mencapai 0,5 ton biji kakao kering/ha/thn.atau 500 % lebih tinggi ketimbang kakao asal benih,pd umur 4 tahun produktifitasnya naik menjadi 1,1 ton.dan tahun berikutnya meningkat sampai 1,68 ton,dari hasil uji coba produktifitasnya bisa mencapai 2 ton/ha/tahun (uji cobanya di pusat penelitian,jangan di cari di kebun saya..,saya bukan petani kakao..)
Dari tahun 2009 – 2011 terdapat gerakan nasional (GERNAS), peningkatan produksi dan mutu kakao untuk sembilan provinsi dan 40 kabupaten dengan anggaran dana Rp 2,5 triliun, apakah enggano yang termasuk ke dalam bagian dari bagian pemerintah kabupaten bengkulu utara termasuk ke dalam jatah 40 kabupaten itu ? tau……

(Posting by Zulvan Zaviery, contact person at yagazaku@gmail.com)


siput darat enggano

Bookmark and Share

Amphidromus engganoensis f sykesi

·

Shell Amphidromus engganoensis sykesi Landshell



This is land shell endemic from Enggano Island, Bengkulu Province, south west sumatra, Indonesia. Enggano is a remote island rich with flora and fauna endemic thats need more zoologist and botanist to explore.


Description

Amphidromus Engganoensis
Author : Fulton 1896
Size : 45 mm
Grade : F++
Locality : Enggano Island, Indonesia.





Source :
ht*p://www.shellauction. net/auction_shell.php?id=388842
ht*p://sea2shell. net/0027-Amphidromus-Engganoensis-45-mm-P251208.aspx#

Pariwisata Bengkulu

DORCUS BHASKAR

Bookmark and Share

Dorcus Bhaskar (HOSOGUCHI, 2006)

·

Dorcus Bhaskar (HOSOGUCHI, 2006)

PICTURES : GALANT ALAIN

Dear friends. From the remote island on the west coast sumatra, that now part of Bengkulu province, Indonesia, I wanna introduce you new species from family Lucanidae, that discovered by Hosoguchi at year 2006 and give name as Dorcus Bhaskar. From more than 34 species that creature endemik in Enggano Island, Indonesia.

Thanks to Mr. Galant Alain to take the picture for public so every one can see this creature as a biodiversity from remote island, Enggano.







MERCY/UCAPAN TERIMA KASIH / THANKS
  • Many thanks to Jean-Michel MAES to permit insert his bibliography work on this blog and their links . Un grand merci à Jean-Michel MAES d'avoir accepter l'addition de son important travail de bibliographie sur ce blog et ses liens.
  • Banyak terima kasih kepada Jean-Michel MAES diperbolehkan untuk memasukkan bibliografi karya-nya di blog ini dan link mereka. Ucapan terima kasih kepada Jean-Michel MAES harus menerima tambahan dari karya sastra penting di blog ini dan link.
  • Many thanks to ALAIN DRUMONT and also the Institut Royal des Sciences Naturelles de Belgique ( IRSNB ) to permit the presentation of his collection on this blog .Mes plus vifs remerciements à l'Institut Royal des Sciences Naturelles de Belgique ( IRSNB ), à ALAIN DRUMONT pour son aide et prêt des spécimens .
  • Banyak terima kasih kepada Alain Drumont dan juga Royal Institute of Natural Sciences (RBINS) untuk memungkinkan presentasi dari koleksi di blog ini. Terima kasih yang tulus saya ke Royal Institute of Natural Sciences (RBINS) di ALAIN Drumont atas bantuan dan pinjaman dari spesimen.
  • Toutes les espèces décrites et notées IRSNB sont la propriété de l'Institut Royal des Sciences Naturelles de Belgique .
  • Semua jenis dijelaskan dan dicatat IRSNB dimiliki oleh Royal Institute of Natural Sciences.
  • Many thanks to Musée Royal de l'Afrique Centrale ( MRAC ), Tervuren, Belgium for all specimens i can add on this page.
  • Banyak terima kasih kepada Museum Royal Afrika Tengah (MRAC), Tervuren, Belgia untuk semua spesimen saya dapat menambahkan pada halaman ini.
  • Tous mes remerciements au Musée Royal d'Afrique Centrale de Tervuren pour avoir pu accéder à leur collection et la présenter sur ce blog.
  • Semua berkat Museum Royal Afrika Tengah di Tervuren untuk memperoleh akses ke koleksi mereka dan menunjukkan hal itu di blog ini.
  • Toutes les espèces notées MRAC sont la propriété du Musée Royal de l'Afrique Centrale de Tervuren, Belgique
  • Semua jenis dicatat MRAC adalah milik dari Museum Royal Afrika Tengah di Tervuren, Belgia
  • Many thanks to Christian Boy for the addition on some pictures in this page. Tous mes remerciements à Christian Boy pour son aide à la réalisation des photos d'espèces manquantes à ce blog.
  • Banyak terima kasih kepada Boy Kristen untuk penambahan pada beberapa foto dalam halaman ini. Saya berterima kasih kepada Christian Boy untuk membantu mencapai gambar spesies hilang di blog ini.

EPAKOE

Bookmark and Share

Epaku : Indonesia Enggano Woman's Headdress

·
Epaku

Origin: Indonesia, Enggano

Material: wood

Approximate Dimensions: 19cm (height)



An old Enggano headdress "Epaku", with a mythical beast in a prancing position, it has strong facial expression with two red fiery eyes. This piece has good patina showing good age.









EPAKU

Bookmark and Share

Epaku, Engganese Women Jewel head (Tribal art)

·
Epaku


Epaku (Enggano language)


object name jewel, jewel head

dating for 1888

material wood, tin, tinfoil, feathers

dimensions Dm cylinder 10.5 cm H 19.5 cmH without feathers feather 73 cm

acquisition 1889 INSUL donation

geographical origin Enggano

cultural origin Enggano


Enggano is a small island west of Sumatra. Once everyone lived in the interior.Now the Engganezen coastal dwellers. Late nineteenth century, diseases like cholera and malaria rowed the original population of almost. From the old Enggano is little known. Only a few elderly residents of the island to tell about the previous situation. Most are the things that they heard as children from their grandparents. The displayed objects are unique testimony of a lost culture in the last century.




Defeat an enemy and come home with a war trophy was Enggano very important. They thought the fertility of women by promoting. The survival of this community was dependent on the conduct of war. The reputation of a man based entirely on war successes. The enemy is depicted in reports include daggers and women's hats.

Engganese women wearing epaku (from modigliani 1894)
Copy from Condensed reality : a study of material culture. Duplicated by Tun Jang


Such headgear for women has been shown here. It was worn during the harvest ritual. During the dancing made the women rolled their head, which sticks with chicken feathers that adorned the hat is swept back and forth. The wooden hat is a haarknotje slid down and put in a wooden or bamboo pins. The carving is topped with imported tinfoil. The figure suggests the hat for a war trophy, or a defeated enemy.The importance of this symbolic image was great. It was because the fertility of the wearer and thus promote the survival of society secure.

Reference :
  • Museum Kenis
  • Book a study of material culture

Euba Ekadodio

Bookmark and Share

Beehive House, Engganese Traditional House Origin

·
Euba Ekadodio
Beehive House of Engganese
Rumah Sialang Enggano

In enggano language house call as Euba. So beehive houses call as Euba Ekadodio. This the unique shape house in the world.

Beehive house from modigliani 1894


Engganese houses once had a beehive shape. Charles Miller (1778) was the first to notice the special shape of the houses and the first to call them as a beehive houses. Such as shape rarely occur in Indonesia. Modigliani compares the engganese houses with the houses on Nicobar island, west of Indonesia. This comparison, how ever, only hold good at a very superficial level, as Domenig oberved (1999 personal communication). Other houses resembling those of engganese are the aound houses of central Timor, allthough these are not bulit on pillars like engganese ones. Rectangular house also accured and are still found today on Enggano.

Beehive model from Volkenkunde Museum, Netherland.

Beehive house model (Volkenkunde Museum)

Object Name: house (model)
Dimensions: 108 x 50 x 51 cm
Dated: 1883
Geography: Enggano / Bengkulu Utara / Bengkulu / Sumatera / Indonesia
Culture: Enggano
Model of a beehive house. Such houses are very typical of Enggano. They are now no more. The latter would be demolished around 1903. Modigliani (1894: Tav.VIII) published one of the few known photos of a beehive house. Models of such Euba kakario are present in various museums. This model shows that the roof on a wooden bird figure was confirmed. In addition, the narrow doorway visible. The door is missing. This model home has no central pole. Beehive House on Enggano, only the man and the woman, and sometimes the youngest child of a family uses. It was too small and uncomfortable, no opening for fresh air, to an 'extended family' to be used. Several houses were once in a beehive circle and thus constituted a settlement. The house of the leader stood in the middle and was slightly bigger than the rest of the houses. Houses of important people would be supported by, in carved wood, picture of a defeated enemy to fertility and the welfare of the family was secure. House Models in Florence and in Jakarta have also seen this image. See also Modigliani


[Model+enggano+house.jpg]

Beehive house model (Tropen Museum)

OEKORE

Bookmark and Share

Eokore, The Female Engganese Jewelry

·
Eokore
Female Engganese Hip Jewelry
Hiasan pinggul wanita enggano

Eokore,is female engganese hip jewelry. The female hip jewelry with beads form made from material rattan, bamboo adn glass. The engganese have very different culture with their tribe nearby. May be due isolated as a small island at western coastal sumatra Island, Indonesia. Even the culture close to distinc for today, their evidence can be find at Tropen Museum, Netherland.

Eokore. Begitulah nama hiasan pinggul ini di sebut dalam bahasa Enggano. Hiasan pinggul manik manik ini terbuat dari rotan, bambu dan bahan kaca (Manik manik, gelas). Suku enggano sangat berbeda sekali kebudayaannya dengan suku suku sekitarnya. Ini mungkin disebabkan oleh letaknya yang terisolasi di pantai barat sumatra. Meskipun kebudayaan suku Enggano mendekati kepunahan, tapi bukti bukti kebudayaannya bisa di lihat di Tropen Musium negeri Belanda.


Made from Rattan and beads
Dibuat dari rotan dan manik manik


Object Name: Hip Jewelry
Local name: Eokore
Dated: on / before 1900
Dimensions: approx 87 x 23cm (34 1 / 4 x 9 1/16in.)
Section: Island Southeast Asia
Collection Volume: Material culture collections

Exhibitions: 1900 Paris World Exhibition
Publications on the item: Paris 1900 Exhibition Guide p. 379, No 289 / 4.
Geographic origin: Enggano / Bengkulu Utara / Bengkulu / Sumatera / Indonesia
Cultural origin: Enggano
Function and Use: hip jewelry, belt ornaments
Materials - Head: rattan
Materials - (Other): Material
Technique: Bead Work


Made from Glass (beads) and bamboo
Dibuat dari bahan gelas (manik manik) dan bambu

Object Name: Hip Jewelry
Dated: on / before 1887
Dimensions: approx 16.5 x 30.9 x 30.9 cm (6 1 / 2 x 12 3 / 16 x 12 3/16in.)
Section: Island Southeast Asia
Collection Volume: Material culture collections

Geographic origin: Enggano / Bengkulu Utara / Bengkulu / Sumatera / Indonesia
Cultural origin: Enggano
Function and Use: hip jewelry, belt ornaments
Materials - Head: Glass
Materials - (Other): Bamboo
Technique: Bead Work
Credit :
Tropen Museum, Netherland

Enggano in the spotlight

Bookmark and Share

Enggano in the spotlight

·

In the series "Collections in the spotlight 'brings the National Museum of Ethnology remarkable collections for the spotlight. This time, the attention to a special collection of items from the Indonesian island of Enggano.

Enggano lies southwest of Sumatra. Contacts with westerners were incidental. Only in the course of the 19th century, knowledge about the local culture slowly. The first serious researcher was the German Baron von Rosenberg, the island as a scientific officer in 1852 visited. He collected everyday and ritual objects in museums in Jakarta, Leiden and Darmstadt landed.

The Engganese language was in the thirties of the last century described by Hans Kahler, a German linguist. When the present curator, Pieter ter Keurs, Enggano visited in 1994, he was received with the remark: "Wow, you're Mr. Hans Kahler since the first white man who wants to stay longer!"
The objects in this exhibition on Enggano are often very un-Indonesian shape. The figures on women hats for example, do much to think Polynesian figures.

Credit :
Rijsmuseum voor volkenkunde - 18 februari t/m 28 augustus 2005


the public apron of enggano women

Bookmark and Share

The Pubic Apron of Engganese Women(Penutup Kemaluan Wanita Enggano)

·
Penutup Kemaluan Wanita Enggano
(Celemek Kemaluan Wanita Enggano)
The Pubic Apron of Engganese Women



  • Name (Nama) : Pubic Apron (Celemek Kemaluan)
  • Size (Ukuran) : l 82,5 x h 31 cm (p 82,5 x l 31 cm )
  • Material (Bahan baku ) : banana fiber (Serat Pisang)
  • Culture (Benda budaya ) : Engganese (Suku Enggano)

Bibliografi:
Antique Book : Modigliani, E. ; L'isola delle donne : viaggio ad Engano ; Milano ; 1894 ; p. 203 (fig. 30)


Credit :
Wereld Museum Collection, Rotterdam, Netherland.